30 April 2020

Tetap Waras Selama #dirumahaja

2020 adalah tahun yang cukup ajaib, sejauh ini.
Saya ngga pernah nyangka berita yang saya dengar hanya dengan setengah perhatian mengenai virus baru di negeri seberang sana, ternyata akan sangat luar biasa dampaknya.
Dalam hitungan bulan, semua rencana yang sudah diplot sejak jauh hari, berantakan semuanya.
Gara-gara virus yang ngga bisa dilihat dengan mata telanjang.

Buat yang belum tahu, saya menjalani 2 usaha utama. Wedding Organizer dan Kuliner.
Selain WO, saya juga berprofesi sebagai Make Up Artist.
Untuk 2020 ini klien yang sudah booking jasa Make Up dan jasa WO saya ada yang berencana mengadakan acara di bulan April, Juli, Agustus, September.
Ada klien Leins Wedding , ada klien Studio Rias Letisia , ada juga yang menyewa baju, ada makeup untuk photoshoot.
Semmmuaaaa klien yang di bulan April dan Juli, terpaksa diundur ke akhir tahun, bahkan ada yang batal. Beberapa yang di bulan Agustus pun sama.
Sementara karyawan yang bukan freelance tetap harus dibayar setiap minggu.

Untuk di Leins Kitchen lebih (agak) parah.
Go Food saya terpaksa tutup. Kenapa? padahal kan ngga ada larangan jualan.
Karena eh karena...komplek aku berinisiatif menutup gerbangnya untuk orang selain warga komplek.
Jadi kalau ada urusan apa-apa dengan pihak luar, ya janjian di pos.
Jarak dari rumah saya ke post sekitar 300-400 meter saja.
Tapi dagangan di Go Food adalah masakan rumahan. Rendang daging, soto ayam,dll.
Kebayang ngga gimana mau jualan kalau drver ngga boleh ke rumah aku?

Selain Go Food, klien catering yang untuk event pun batal sebatal-batalnya karena acara mereka pun batal.
Asisten untuk urusan catering memang semua freelance, mereka dibayar per hari dan per job.
Jadi saya merasa sedih udah ngecewain mereka, ngga bisa ngasih job.
Mostly mereka adalah ibu-ibu penunjang keuangan keluarga dan bahkan ada yang kepala keluarga. Strong women deh.

Honestly, 1 bulan terakhir ini adalah yang paling berat terasa oleh aku. Dari segi bisnis dan pencapaian diri. Merasa bener-bener ngga produktif.

Tapi.


Selalu ada sisi positif dan negatif dari segala sesuatu.

Sejujurnya, saya seneng jadi bisa barengan sama suami terus-terusan 24 jam.
Karena di kondisi normal, kami hanya ketemu di weekend.

Setelah awalnya kesel sama situasi, akhirnya memaksakan diri untuk ikhlas dan cari cara untuk bahagia.
Pokoknya gimana caranya jangan kesel melulu... kasian suami.
Cuma nanyain lakban dimana aja kena omel.
Maap yaaaa suamikuuuuuu...



So I ended up doing these things :

1. Belajar Bahasa Asing (lagi)
Hahahaha ini agak absurd sih.
Gara-gara "Money Heist" kuping aku jadi ngerasa enak dengan bahasa mereka.
Terus sempet kepikir pengen belajar. Tapi kalau kondisi normal, si rasa kepengen belajar itu hanya tinggal kepengen aja.
Kapan lagi waktu paling tepat?
Ya sekarang.
Sampai sejauh ini pengetahuan Bahasa Spanyol aku masih sangat pre-basic..malah kalau ada level pre-pre-basic, sepertinya aku di level itu.
Tapi aku happy...merasa ada achievement walau setitik.

Selain Bahasa Spanyol itu, aku juga buka-buka lagi buku aku jaman belajar Bahasa Korea.
Terakhir belajar tuh jaman kuliah (ngga usah nanya taun berapa kuliahnya).
Terus jadi berasa nostalgia gitu...
Berasa seperti sesuatu yang debuan di otak kembali digosok.


2. Menyelesaikan Buku
Bukan selesai menulis buku ya. Tapi membacanya hehehe..
Dalam 1 bulan ini aku berhasil menamatkan 7 buku.
6 fiksi, 1 non-fiksi.
Ngga amazing kalau dibandingin ke history membaca aku jaman gadis.
Bisa sehari 2 buku. Serius.
Tapi kalau baca buku pelajaran tuh 3 halaman udah ketiduran...kenapa ya.




3. Re-Arrange Furniture
Sebenernya bukan hanya atur ulang furniture ya.
Selain geser sana - geser sini, aku juga ngedandanin ulang.
Apa sih istilahnya...
Jadi furniture aku yang warna hitam, aku amplas dan cat putih.
Intinya gitu doang.

Alhamdulillah suami sabar ngeliat :
Rumah berantakan selama beberapa hari.
Istrinya mondar mandir mindahin furniture, ngerubah storage management.
Declutter, dll.
Padahal setiap hari kan dia kerja di rumah.

Hasilnya?
Not so bad.
Tapi ngga sebagus itu sampai aku mau post disini hasilnya hahahah



4. Declutter Declutter Declutter
Aku nulis sampai 3x karena saking banyaknya yang saya declutter dirumah.
Hampir semua sudut !
I'm not a minimalist  dan sepertinya tidak akan menuju kesana karena aku ngga merasa Minimalism = Tesya.
Mungkin kalau aku mah lebih ke simplifying life kali ya.
Menyederhanakan. Mengurangi.

So, di rak buku.
I manage to get rid of approximately 8 books.
Iya 8 buku aku dieliminasi dari rak.
Itu sedikit. Karena dulu pernah 18 buku dikeluarkan. Sadis.
Kalau ngikutin nafsu, butuh 3 rak buku ukuran medium untuk nampung semua koleksi buku aku.
Saya maksain harus cukup di 1 rak saja.
Nanti kalau rumahnya udah gedeeeee, I will dediczte 1 room for my personal library.
Salah sau cit-cita aku tuh punya perpustakaan sendiri hahaha

Lalu, di rak tv.
Puluhan DVD out. Sekitar 30an ada tuh kayaknya. Belum lagi CD photo dll.
I'm a movie freak, and a collector.
Sekarang dibatasi harus cukup dalam 1 laci aja kleksi film dan serial yang disimpan, berarti sekitar 40 judul. Termasuk 1 diantaranya adalah DVD pas acara nikahan aku hihihi..

Lalu declutter di dapur, lemari baju, laci elektronik, meja rias, dll.

Setelah berhari-hari mencicil declutter, rasanya capeeeee.
Tapi hati lebih ringan dan plong.
Rasanya kayak bisa bernafas dengan lega.
That's why normally aku rutin declutter tiap 2-3 bulan.
Selain karena takut dihisab, juga karena perasaan lega dan puas setelahnya itu loh.

5. GIVEAWAY
Last but not least. Aku ngadain giveaway di channel Youtube aku.
Ini juga salah satu bentuk usaha aku untuk tetap #tetapwarasselamadirumahaja
Rasanya seneng aja bisa bagi-bagi walau pun sedikit.

Kalau kamu mau ikutan, check video ini dan baca description box-nya yaa
Good luck!!




Well, that's it.
Sepertinya itu aja hal-hal major yang aku lakukan supaya tetap waras selama masa pandemi ini.
Sejenak melupakan keresahan karena merasa sangat tidak produktif.

Hal lainnya yang ngga signifikan tapi menghibur adalah :
Netflix dan Game di HP hahahah.

Mungkin kalian bisa share versi kalian biar #tetapwarasdirumahaja apa aja?
Dan jangan lupa sambil intip juga versi temenku Puspa , juga teman-teman lain dari Bandung Hijab Blogger karena tema artikel kali ini merupakan kolaborasi bareng mereka semua!

Stay geulis, stay healthy, and happy.

18 Februari 2020

A Better Me






Siapa yang paling bisa menilai apakah kita udah jadi orang yang lebih baik atau justru lebih buruk?
Siapa yang paling tahu sebenarnya kita udah di jalur yang benar atau justru lagi belok ke tikungan yang salah?
If you ask me, then the answer is : Nobody.
Karena setiap manusia menilai dari sudut pandangnya masing-masing.

Take me, for example.
Buat orangtua saya, semakin saya tua ya semakin kalem diri ini, jadi rada lebih eling dikit lah hihi..
Beda di mata beberapa teman saya, bisa jadi mereka menganggap saya jadi "ngga asik" dan ngga sefleksible dulu. Karena beberapa hal yang saya rubah seiring dengan bertambahnya beberapa hal yang saya ketahui.
Tapi di mata teman lainnya mungkin saya justru udah jadi orang yang rada bener dan lurus.
Everyone judging by their own point of view.

Jadi, point of view siapa yang mau kita gunakan?
Saya sih milihnya : My own POV.
Kamu juga pasti gitu kan? iya kan? iya aja lah..ngakuu..

Setiap harinya saya coba untuk jadi lebih baik, lebih baik, lebih baik.
And I decided, tahun 2020 ini, makna a better me versi saya adalah : a happier me.

Terus biar happy, kudu piye?
Rencananya sih kudu gini nih :

1. Let it Go
Ada orang yang pas lagi ngobrol, suka kurang terfilter dan berujung bikin kita dongkol? let it go.
Ada teman atau saudara yang bercandaannya menyayat hati kita? let it go.
Ada teman yang datang pas butuh, ngilang pas ga butuh? let it go.
Perbuatan beberapa orang di sekeliling kok nyakitin kita ya? kurnag menghrgai kita ya? Let. It. Go.
Jangan terlalu banyak curhat saat kita disakiti. Jangan banyak drama.
Nikmatin sesaat lalu katakan : ah udahlah biarin aja.

2. Kurangi Kepemilikan
Ini agak berkaitan sama kebiasaan declutter saya. Dari kecil tuh bunda saya selalu membiasakan  untuk bongkar dan seleksi besar-besaran setiap 3 bulan sekali. Itu berarti dari jaman belum mengenal kata Decluttering. 
Sampai sekarang kebiasaan itu terus berjalan. Malah saya lakukan 1x/bulan. Rasanya ada yang mengganjal aja gitu kalau belum declutter. Rasanya mumet liat barang banyak atau numpuk.
I'm not a minimalist. No. Honestly, I love stuff. I love having stuff around me.
Tapi yaaa..yang berguna dan terpakai.

Kebiasaaan declutter bulanan ini membantu saya untuk mengurangi kepemilikan.
Somehow, berkurangnya barang yang dimiliki membuat hidup terasa lebih ringan.
Ngga perlu menjadi seorang minimalist. Ngga perlu ekstrim merubah semuanya, atau ekstrim mengurangi setengah dari barang- barang yang kita miliki. NO.
Mulai dari sedikit dulu. Duh kalau saya jelasin detail, butuh post tersendiri nih.
Intinya mah, dengan berkurangnya tumpukan barang, berkurang juga rasa mumet.
Berkurangnya rasa mumet = B. a. h. a. g. i. a.

3. Bergerak
Sejak dari baru bangun pagi, sampai menjelang tidur malam, saya selalu usahakan banyak bergerak, apapun kegiatannya.
Stretch ringan saat bangun pagi, ini membuat tubuh hangat dan saat mulai beraktivitas, kaki ngga "kaget".
Lagi banyak pekerjaan di depan laptop atau hp, sesekali berdiri jalan bolak balik didalam rumah dan diselingin stretching lagi, ini membuat peredaran darah lancar dan mengurangi resiko terkena penyakit-penyakit yang disebabkan terlalu lama dalam posisi yang sama.
Pokoknya walalupun dalam sehari tidak keluar rumah, bergerak itu terus-terusan.
Biarpun jarangg olahraga karena terhambat kesibukan harian, badan tetap lincah dan ngga kaku karena terbiasa bergerak.
Jadi walaupun gendut, tapi lincah hihihi

Ini diluar aktivitas olahraga yaa. Itu beda bahasan.
Kenapa kok ngga olahraga?
Oh aku olahraga kok, tapi sejujurnya ngga sesering yang seharusnya.
Targetnya sih 30 menit per hari, dilakukan setiap hari.
 Realitanya : 30 menit per hari, dilakukan 2-3x seminggu hihihihi

Jadi ceritanya saya sedang dalam proses mencoba menjadi istri yang ngga banyak keluar rumah kalau suami lagi ngga ada. Kebetulan suami saya bekerja di luar kota dan pulang hanya saat weekend. Jadi selama Senin-Jumat saya berusaha apa-apa di rumah saja.
Kecualiii untuk urusan pekerjaan yang memang ngga bisa saya lakukan dari rumah.
Untuk Blog dan Catering, saya bisa banget kerjakan dirumah semuanya.
Tapi untuk urusan Make Up dan Wedding Organizer saya, ngga bisa sepenuhnya dari rumah.

Ujung-ujungnya saya jadi  lebih suka melakukan HIIT dan weightlift aja karena bisa dilakukan di rumah.
Padahal dulu sejak SMA saya tuh penyuka lari. Tapi sejak lari menjadi olahraga dan hobi yang trending, saya malah jadi ilfeel. hehehe..aneh ya.

Nah selama dirumah, saya usahakan ngga nyangkut di sofa nonton netflix seharian.
Panjang amat ya buat ngejelasin bergerak aja..dasar bawel hahahahah


Yaudah deh sepertinya 3 itu dulu saja yang sedang saya gencar lakukan ke diri sendiri.
Bukan resolusi 2020 karena dilakukannya sejak kisaran akhir 2019 kemarin.
Tapi mudah-mudahan bisa tercapai a happier me di tahun 2020 ini.

Karena kalau kita udah bahagia di dalam, kita bisa menyebar dan membagikan kebahagiaan ke orang-orang di sekitar kita. Inshaa Allah.

Dongeng di blog hari ini adalah hasil kolaborasi bersama temen-temen cantik di Bandung Hijab Blogger
Cek blog post lainnya dari mereka yaaa...pasti inspiring!!.

Stay happy, darling.
Mmmuachh

Review Hotel : The Papandayan - Bandung



Buat warga Bandung, nama Papandayan Hotel mah udah sangat tidak asing ya.
Termasuk salah satu hotel lama yang legendaris.
Beberapa tahun yang lalu di hotel ini terjadi pergantian management dan dilakukan renovasi.
Jadi walaupun ini termasuk hotel oldies, tapi dalamnya masih seperti hotel baru dong.

Kali ini aku review kamarnya saja ya, ngga dengan kolam renang dan area lainnya.
Karena biasanya yang pertama dicek orang sebelum booking kan kamarnya dulu hehehe

Check video dibawah ini untuk nonton room tournya ya!
Semoga bermanfaat




Nah disini, aku mau cerita pengalaman aku menginap di The Papandayan
Type kamar yang aku dapat adalah Classic. Kalau tidak salah ini type yang paling murah.
Tapiiiiii
Percaya deh, kita ngga bakal ngerasa sedang menginap di kamar termurah.

Space Kamar.
Kalau cek di 

16 Februari 2020

Review Hotel : Serela Merdeka Hotel - Bandung


Masih suka kurang yakin ngga sih mau pesen hotel via aplikasi?
Karena kadang realita tak seindah foto di aplikasi.
Ada yang udah ngga update fotonya, jadi pas dateng malah kecewa karena ngga sesuai harapan.
Ada juga hotel yang memang sedikit "bekal" fotonya di aplikasi tersebut jadi kita masih belum terbayang ukuran kamar, kenyamanan dan lain-lainnya.

Lobby Serela Merdeka Hoitel



Saya sih seringnya begitu. Ngga percaya sama foto yang di aplikasi. Karena beberapa kali saya merasa kecele berat.
Ujung-ujungnya saya cari review yang lebih real dan menyeluruh, ya dari orang-orang yang pernah menginap disana tidak lama sebelum saya. Maksimal 6 bulan sebelumnya deh. Supaya lebih akurat aja.

So for giving back to society, saya juga ingin menyediakan review yang akurat dan apa adanya saat saya menginap disana. Jadi pengunjung lainnya sebelum booking bisa dapat review yang lebih terbaru, sehingga infonya akan terus terupdate.

Untuk review hotel, saya memilih dalam bentuk video supaya lebih jelas, menyeluruh dan real.
Ini bukan pertama kali menginap di hotel, tapi ini pertama kali saya berani bikin review kamar hotel.
Kenapa nunggu berani dulu?
Karena sadar diri sama equipment, mbaaa masss

Modalku hanya kamera mirrorless, belum punya stabilizer hihihi
Jadi takutnya yang nonton lieur liat gambar goyang-goyang.

Tapi ngga apa-apa lah yaa..Kalau ngga mulai dari sekarang, ngga mulai-mulai dong.

Manggaaaa silakan ditonton video review Hotel Serela Merdeka Bandung.
Tinggal klik :



Lupaaa ngga bikin thumbnail yang mengundang hihihi

Jangan lupa subscribe, like, comment yaaaa

Thank youuuu


PS : 
Sebenernya ada beberapa photo yang nunjukkin beberapa spot di hotelnya.
But somehow aku ngga nemu file-file nya dan hanya nemu phpoto area lobbynya aja. huhuhu...
So, here goes nothing :






17 Januari 2020

16 Januari



Okey, post ini bukan dibuat tanggal 16 Januari.
Tapi karena saya lagi ingin bercerita tentang tanggal special ini jadi kita abaikan saja fakta bahwa ini ditulis pada 17 Januari 2020.

.
.
.

9 tahun yang lalu, somebody decided to take full responsibility of me.
Dia berani-beraninya menerima operan tanggung jawab dari ayah saya.
Tanggung jawab untuk memimpin, mendidik..dan menemani..dan lain-lainnya.

16 Januari 2011 adalah hari dimana saya merasa sangat bahagia.
Hari dimana saya merasa diperjuangkan, diinginkan, dicintai.
Dan tentu saja, hari dimana saya merasa sangat cantik hehehe

For me personally, 16 Januari mewakili puncak rasa bahagia yang solid.
I've decided : Ngga ada hal apapun yang bisa bikin saya down di tanggal itu.

Sampai sekarang, walaupun sudah 9 tahun berlalu, saya masih amazed aja.
Orang asing yang tadinya tidak mengenal saya sama sekali, kok mau ambil tanggung jawab sebesar itu.
Sampai sekarang, walaupun udah ribuan hari yang dilalui bersama, saya masih amazed.
Beneran ini teh suami saya? hihihi

Saat baru menikah, impian kami berdua banyak.
Punya anak, punya rumah, ganti mobil, and the list goes on.
Dan saat itu rasanya semuanya itu mungkin saja terjadi.
Everything is possible.

Saat baru menikah, after the party, masih ada fase honeymoon.
Walaupun kami ngga menjalani yang namanya honeymoon karena waktu itu udah abis budgetnya.
Tapi tahu sendiri lah..ada masa-masa dimana semua super so sweet.
Masa-masa dimana pisah beberapa jam aja kangeeennn hahahaha
Masa-masa dimana berkata I Love You pada satu sama lain adalah hal yang menyejukkan hati.
Saat itu, everything is beautiful and possible.

And then came along the first 3 years.
Wewwww...
Di masa-masa ini saya merasa lebih "mengenal" suami saya dan diri saya sendiri.
Beda pendapat, beda keinginan, dan sifat asli semuanya pada keluar.
Ditambah lagi beban terpendam lainnya : Belum dikaruniai anak.
Ah mantap dehhh
Di fase ini, kami mulai belajar kompromi, belajar nahan ego, dan belajar memaknai kalimat I Love You yang sebenarnya.

Tapi separah apapun berantemnya, atau sedongkol apapun kita terhadap satu ama lain.
Selalu ada 16 Januari bagi kami berdua.

Lalu 5 tahun berlalu
Pertengkaran sudah jarang terjadi.
Kami berdua sudah tahu batas masing-masing. Sudah kenal style dan selera masing-masing.
I think I can say that it's one of our best phase.
Tapi beban itu masih terasa. Selalu seperti ada yang kurang.
Iya betul.. Belum dikaruniai anak.
Banyak airmata di fase ini. Bukan karena pertengkaran.
Tapi karena rasa kurang itu.
Masih belajar ikhlas, belajar menerima.
Menerima kenyataan bahwa sahabat-sahabat kami sedang menikmati masa pertumbuhan anak-anaknya sementara kami rasanya masih di titik 0.

Tapi sesakit apapun hati kami,
Selalu ada 16 Januari bagi kami berdua..

Lalu 6 tahun..7 tahun berlalu...sampai sekarang, 9 tahun.
Kami sudah seperti sahabat baik yang terlalu mengenal satu sama lain.
I mean, we almost can read each other mind!
We depend on each other.
Rasa sayang atau rasa cinta itu sudah sulit kami deskripsikan dalam kata-kata.
Bahkan kalimat I Love You\ pun sudah jadi hal yang "numpang lewat" bagi kami.
And it's not a bad thing. Trust me.
We still respect and appreciate each other. And Love is definitely still there.

We may not the most romantic couple.
But we can't imagine not being with each other.

And as you know :  nothing is perfect, and there's no such thing as perfect couple with perfect marriage.
Kami masih saja merasa ada yang kurang.
Ada malam-malam dimana kami merasa sepi padahal lagi bersebelahan.
Saya ngga cerita ke dia bahwa saya lagi disengat rasa rindu..rindu jadi seorang Ibu.
Karena saya tahu, dia pun lagi merasa sepi.
Saya ngga bilang ke dia, bahwa ulu hati saya mendadak sakit setiap kali rasa rindu itu datang.
Karena saya tahu, dia pun merasa sakit.

Saya sudah tidak pernah menangis lagi karena rasa rindu ini.
Maksudnya, sudah tidak pernah menangis didepan suami.
Karena saya tahu, walaupun dia memeluk dan menghibur, sebenarnya dia juga sedih.

But honestly, we are happy.
Dan selalu ada 16 Januari bagi kami berdua.

Sejak awal pernikahan, di akhir sholat doa kami selalu sama.
Cita-cita dan rencana-rencana  kami di masa depan masih berdasarkan pada kondisi memiliki anak.
Usaha dan Doa selalu kami hadirkan. Kami berusaha memantaskan diri menjadi orangtua.
Tapi ada saat dimana kami sadar kalau kami pun perlu belajar menyiapkan diri.
Menyiapkan diri andaikata memang sampai akhir memang hanya ada kami berdua.

And we both decided, We are happy and grateful.
And will always be happy and grateful apapun takdir yang tertulis.
Selalu ada 16 Januari bagi kami berdua.

.
.
.
.
.

Rasanya tulisan diatas tuh ngalor ngidul ngelantur ngga jelas ya apa intinya.
Saya tulis secara otomatis aja...mengalir begitu aja.
Ngga tahu tujuannya apa, intinya apa.
All I know is, setelah nulisnya jadi lega.

Terima kasih sudah membaca tanpa menghakimi.

Stay happy and grateful,
Mmmuaachhhh

27 November 2019

My Own Personal Heroes 2019

Bicara soal pahlawan, biasanya kita langsung inget pahlawan pribadi kita ya.
Misalnya Ibu, Ayah, Suami, Sahabat, Guru, atau malah orang yang hadir sekilas di kehidupan kita tapi efek kehadirannya berhasil mengubah mindset kita.

Bisa juga Pahlawan secara general, yang berjasa terhadap negeri tercinta kita, Indonesia.

Kalau ditanya "Siapa orang yang banyak berjasa dalam hidup kamu? Siapa orang yang kamu anggap pahlawan dalam hidup kamu"
Jawabannya pasti beragam ya.
Setiap orang berhak memilih their own personal hero / heroes.

Biasanya saya sih otomatis menjawab  "My mother is my hero" karena kurang gimana lagi coba pengorbanan bunda saya untuk kehidupan saya.
Ayah saya juga..wuiihhh pokonya ngga bisa kehitung lagi deh.

Tapi kali ini saya punya jawaban berbeda. Bukan karena ngga menghargai jasa kedua orangtua saya, suami saya dan kakak-kakak saya. Bukaaaannnn...

Izinkanlah di artikel kali ini saya mau berterima kasih kepada pihak lain.
Mungkin mereka tidak sadar tapi secara langsung dan tidak langsung, mereka berjasa dalam hidup saya terutama di tahun 2019 ini.

Siapa mereka yang ingin saya ucapkan terima kasih ini?
Mereka adalah orang-orang yang "pernah" menjadi teman dan sahabat, bahkan pernah sampai di titik dimana saya menganggap mereka adalah saudara.

"Pernah" ?? iya, pernah. Karena sudah tidak lagi. 
Mereka? iya, mereka. Karena lebih dari 1 orang. Malah lebih dari 2 orang.

Jadi, pernah ada beberapa tindakan dan kata-kata mereka yang kalau digambarkan dengan 1 kata tuh : Pengkhianatan.
Halah..asa sinetron yak ahahahhaha..
Tapi serius nih.. pasti pada pernah kan ya merasakan dikecewain temen, dikhianati teman atau rekan bisnis atau rekan kerja?
(maksa pengen dijawab "iyah" hahahaha)

Kalau belum pernah, dikasih background story dulu deh ya.
Mereka ini adalah orang yang tidak ada hubungan kekeluargaan dengan saya dan suami.
Menjadi teman main, lalu sahabat, dan lama kelamaan saya dan suami menganggap mereka seperti saudara.
Bahkan mereka pun dekat dengan keluarga saya.
Saat mereka kesusahan, saya dan suami ikut merasa susah dan ikut putar otak mencari jalan keluar.
Mereka senang dan meraih suatu pencapaian, saya dan suami ikut senang dan bangga.
Ngga ada rasa iri atau rasa kompetitif.
Bahkan banyak keadaan yang membuat saya dan suami jadi (istilahnya mah) ngebela-belain demi mereka.
Lalu, sekitar pertengahan 2019 ini, keadaan mulai berubah.
Tidak perlu dijelaskan detail ya, nanti jadinya curhat hihihi

Intinya, tindakan mereka membuat saya dan suami merasa teringgung dan kecewa, dan mersa dikhianati.
Padahal biasanya laki-laki itu easy going ya, ngga baper dan ngga pernah ikut campur urusan perempuan.
Tapi kali ini suami saya tersinggung kelas berat, saya aja kaget.
Selain itu dia juga merasa, hubungan baik selama ini tidak dihargai oleh mereka.

Tapi setelah luka-luka di hati kami mulai sembuh....ecieee luka hatiii
Saya jadi sadar, ini adalah pembelajaran.
Kisah-kisah dan kejadian dengan mereka secara langsung dan ngga langsung bikin saya jadi belajar, nambah pengetahuan baru, nambah cerita baru, belajar sabar, belajar ikhlas, belajar lebih baik dalam menilai orang, dan lebih baik dalam menghargai diri sendiri juga.

That's why, kali ini di penghujung tahun 2019, saya nobatkan mereka sebagai My Own Personal Heroes.
Sepertinya sih mereka never bother to read my blog. Tapi saya tetap saja ingin mengucapkan terima kasih atas kata-kata dan tindakan mereka.
Because thanks to their actions and words, saya jadi lumayan agak tambah pinter hihihi

Bahkan, mungkin kalau mereka tidak melakukan itu semua, hidup saya jadi monoton, masih begitu aja.
Saya jadi tidak dipertemukan dengan pintu-pintu baru. Kesempatan baru. New chapter in life.
Ibarat baca buku, kalau mau buka bab baru, bab yang sebelumnya ya ditutup dulu. Halamannya pindah, sis.

Maaf ya kalau artikel kali ini agak ecek-ecek, gak curhat.
Tapi da beneran, saya mah pengen nulis sesuatu tuh jujur.
Ngga dibuat-buat atau asal buat.

Semoga srtikel semi curhat ini bisa menghibur pembaca blog ini.
Terima kasih sudah membaca sampai selesai. Terima kasih sudah menghargai tulisan saya.

Dalam rangka iseng-iseng.sambil ngetest apakah bener serius baca artikel saya. Mau ngadain kuis dadakan nih. Kalau bisa jawab dengan benar dan tercepat, dapat hadiah pulsa lima puluh ribu rupiah.
Pertanyaannya adalah :
Saya manggil apa ke kedua orangtua saya? Jawab di kolom komen ya.
1 orang yang benar dan tercepat yang akan dapat hadiahnya.

Semoga srtikel semi curhat ini bisa menghibur pembaca blog ini.
Terima kasih sudah membaca sampai selesai. Terima kasih sudah menghargai tulisan saya.
Baca juga blog post dari teman-teman Bandung Hijab Blogger yaaa karena ini merupakan collab dengan mereka.

See you on next post.
Stay happy, darling.
Mmmmuacchhhh

1 November 2019

Books : The Girl Who Saved The King of Sweden




Alasan pertama (tapi tidak utama) saya beli buku ini adalah karena judulnya yang rada panjang.
Begitu saya baca sinopsis dibelakang buku, langsung nambah deh penasarannya.

Kenapa seorang gadis dari Afrika, dari tempat yang jauh dari kota besar pula, bisa-bisanya menyelamatkan Raja Swedia.
Melihat latar belakang karakter utamanya, Nambeko, rasanya hampir mustahil dia bisa sampai ke Swedia apalagi sampai terlibat dengan Raja Swedia pula.

Buku setebal 500-an halaman ini berhasil membuat saya ketawa-ketawa sendiri di beberapa bagian dengan lelucon yang disampaikan secara "tiis".
Maaf mungkin hanya orang Sunda yang mengerti ya maksud tiis disini.
Kelebihan lain dari isi buku ini adalah detail mengenai bom atom. Jadi kita sebagai pembaca.


Kalau ingin tahu review yan lebih detail, anti spoiler dan bisa dimengerti oleh non orang Sunda,  bisa ditonton di video pendek berikut ini :






Semoga suka sama videonya, semoga bermanfaat reviewnya. See you!

28 Oktober 2019

Azalea - Kecantikan berasaskan Thibbun Nabawi

Bandung panassshhh!

Belakangan cuaca Bandung agak ekstrim ya. Padahal biasanya di bulan-bulan dengan akhiran -er itu udah mulai musim hujan. Tapi sekarang malah berasa lagi summer aja terus.
Akibatnya selain bikin mood naik turun karena pada dasarnya saya ini penggemar hujan dan cuaca dingin, kondisi panas yang agak sedikit ekstrim ini bikin kondisi kulit juga ngga karuan.

Di wajah mulai muncul bruntusan di area yang sebenarnya kering.
Dan karena cuaca panas, saya jadi banyak berlindung dibalik AC dong. Akhirnya kulit badan jadi cenderung kering, dan tumit mulai bertingkah.

Alhamdulillah...
Tanggal 13 Oktober 2019 saya berkesempatan untuk nyobain 2 produk yang ditargetkan untuk kondisi kulit kering, yaitu  Azalea Zaitun Oil with Rosehip Oil dan  Azalea Intensive Skin White Hydrogel .
Bersama dengan temen-temen dari Bandung Hijab Blogger , bertempat di Hotel Grand Tebu, Bandung.





2 produk tersebut sudah dipakai selama kurang lebih 2 minggu. Sebenarnya aku biasa review produk skincare itu kalau sudah dipakai minimal 1 bulan.
Tapi untuk produk bodycare aku rasa 2 minggu cukup untuk test produk ya.



1. Azalea Zaitun Oil with Rosehip Oil 
Point pertama yang aku suka, ini teksturnya ringaaaann banget.  Jadi setelah diaplikasikan tuh ngga ada sisa rasa lengket dan cepel. 
Ditambah lagi, wanginya enaakkk..wangi bunga tapi ngga nyegek gitu deh. 
Ini aku pakai sebagai pendukung body lotion yang rutin aku pakai. Karena kondisi kulit aku sekarang lagi keriiingg banget.
Tips : Pakai pas baru selesai mandi tapi jangan nunggu kering, justru pas masih lembab.

Cuma ada 1 hal yang aku penasaran...
Kenapa namanya produknya Zaitun Oil? kenapa ngga Olive Oil atau Minyak Zaitun?
hehehehe...



Azalea-Zaitun-Oil-with-Rosehip-Oil




2. Azalea Intensive Skin White Hydrogel
Hydrogel ini juga teksturnya enak. Saya suka. Wanginya juga segar, ringan.
Targetnya untuk kulit kering area sikut dan tumit. Sejujurnya di aku mah kalau dipakai di tumit, ngga ada pengaruh apa-apa selain melembukan sementara, jadi tidak permanen hasilnya, dan tidak terlalu signifikan juga.
Aku malah lebih cocok pakai ini di siku dan dijadikan hand cream hehehe..
Ini tuh pas dipakai, langsung sleeerrrr aja gitu licin di kulit. Jad pas diratakan itu langsung menyerap.



Azalea-Intensive-Skin-White-Hydrogel


Nah dibawah ini adalah foto produk lainnya dari Azalea.
Semuanya berasaskan Thibbun Nabawi, yaitu metode pengobatan beradasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW.



Untuk urusan harga, Azalea ini sangat terjangkau, dan banyak pilihan untuk channel pembeliannya : 

Tokopedia: tokopedia.com/azaleahaircare
Lazada: lazada.co.id/shop/azalea-beauty-official
Blibli: blibli.com/merchant/natur-hair-care/BEI-26898


Nah supaya cepet dapat update produk-produknya Azalea, bisa cek akun social media Azalea :

Instagram : @azaleabeautyhijab 
FB Fanpage : Azalea Beauty Hijab.

Sekian review versi singkat aku, semoga bermanfaat yaaa.
Stay geulis darling,
Mmwaahhhh

27 September 2019

Secrets Inside My Pouch

Sebelum aku mulai cerita, mau nanya dulu...
Pada tahu ngga kalau blog ini dulu judulnya In My Beauty Case?
Kalau tahu, aku mau ngucapin terima kasih yaaaa. Karena itu artinya kamu udah baca blog aku dari jaman kerudung bahan paris masi naik daun, blackberry masi jadi bagian dari hidup, dan Harry Potter belum semuanya difilmkan.

Aku nanya gitu soalnya kali ini, di artikel ini saya mau SSS.
Apa itu SSS?
Share Suatu Secret...hihihihi..nyesel kan nanyaaa

Mau SSS tentang apaan sih?
Tentang ini nih..
Rahasia aku supaya wajah tetap paripurna selama aku diluar rumah menghadapi hidup, terik mentari, derai hujan dan masa lalu.

Boong banget kalau aku bilang "ah cuma rajin touch up pake air wudhu kok..."
Setiap hari, everyday, sepanjang hari, all day long selalu ada kantong ajaib yang aku bawa-bawa.
Sekecil apapun tasnya, 1 tim yang ada didalam kantong ini selalu ikut.
Sebut saja kantong ajaib ini : beauty pouch.

Sebenernya ngga nyambung sih antara nama lama blog ini dengan yang mau saya share.
Tapi karena mau bahas what's inside my beauty pouch bersama temen-temen lain dari Bandung Hijab Blogger jadi saya mendadak inget kalau nama blog ini awalnya terinspirasi dari niat hati saya yang ingin bikin blog berisi tema "ngebongkar" dan ngebahas tentang makeup-makeup dan skincare milik saya, hence the name In My Beauty Case.

Panjang yak openingnya hihihi

Okeeyyy kumulai dari penampakan pouchnya dulu yaaa.

Keliatan ga gambar pouchnya?
Masa sih ngga keliatan?
Coba liat lagi.
Wah beneran ya ngga keliatan..

Ternyata emang ngga saya foto....LUPA.


Yaudah lah ya. Yang kelupaan mah biarlah berlalu...
Langsung bongkar  isinya aja





1. Ini item pertama yang wajib-kudu ada-kalo ketinggalan mending muter balik ke rumah :

B.E.D.A.K




Sekarang lagi pakai dari Make Up Forever yang seri Duo Mat. Jangan tanya shade karena tulisan kode di belakangnya udah luntur ditelan zaman.
Quick review : Ini the best no.2 setelah MAC Studio Fix.
Dari dulu aku penggemar MAC Studio Fix, boleh cek DISINI.



2. Item kedua adalah benda yang wajib-kudu ada-kalo ketinggalan aku rela beli lagi di jalan :



Lip balm. Aku lagi pakai yang dari The Body Shop.
Quick review : Not my favorite. Ngga bakal repurchase. Mendingan tender care Oriflame hehehe..



3. Lalu Item ketiga ini wajib-kudu ada-kalo ketinggalan yaudah gapapa aku ikhlas :



Hand Sanitizer. Lagi pakai yang dari Antis.
Quick review : Suka wanginya. Bikin kering sih tapi ngga apa-apa buat saya. Malah kerasa keset bersih hehehe..


4. Item keempat ini wajib-kudu ada-kalo ketinggalan yaudah main ke counter kosmetik aja, pake testernya :



Lipstick.
Ini mah sering ganti-ganti, gimana mood. Stock aja ngga abis-abis karena gampang luluh liat lipstick di mall, bawaannya pengen dibeli.
Dulu demen banget sama liquid liptick, sekarang lagi back to old school. Moist lipstick batangan.. (((((batangaann))))

Sekarang lagi bawa combo WnW dan Kat Von D.
Mixing antara 2 sharde WnW itu ciamik tenan. Mixing KVD dengan WnW juga wowww kece banget. Saya paling suka shade lipstick yang nude tapi ngga pucat.

But this picture didn't do any justice.
Warnanya ngga akurat nih. Aslinya yang WnW tuh nude pucat dan pink. Dan si mungil KVD itu deep pink / plum gitu.



5. Next item in my pocuh ini sebenernya item yang tingkat kepentingannya setara dengan bedak.
Yaitu Hand Cream.
Dan in ituh lupa kefoto jugaaaa karena pas lagi photoshoot isi beauty pouch, benda ini lagi dimainin ponakan.
Dimana terkadang keponakan lebih galak dari tantenya, dan demi kemashlahatan bersama lebih baik aku diem daripada ambil hand cream dari tangan ponakan.
FYI, dia umurnya belum 1 taun.

In case you're wandering, saya lagi pakai yang dari Marks & Spencer.
Quick review : Wangi lembut, tekstur enak dan ngga lengket, harga reasonable.



6. Last but not least, adalah Fragrance a.k.a wewangian.


Aku kalau kepepet pergi ke tempat yang deket-deket, bisa pede ngga pake mandi dulu.
Tapi sekepepet-kepepetnya, ngga bisa keluar rumah sebelum semprot-semprot hahahah..
Sekarang lagi pakai body mist aja, dari Victoria's Secret.

Quick review : Wangnya ringan seger gitu. Tapi yaa jangan berharap tahan lamanya ya.
Btw, saya tuh paling ngga sanggup ngejelasin wewangian.Cuma bisa bilang manis atau seger atau sporty atau woody. Ringan atau nyegak.



Bonus item.


Heheheheh...ini tuh ngga wajib dibawa. Karena belakangan lagi suka tampilan glossy lip, jadi lagi sering bawa lip gloss deh. Ini dari Victoria's Secret juga.
Beli karena lagi diskon aja, dan ternyata enak ih.

.
.
.


Naaahh ngga ribet kan isi beauty pouch aku? simple kan? sedikit dan efisien kan?
iya kan? ya ya ya? Coba bandingin sama post aku taun 2016 yang INI. Pasti bakal bilang yang sekarang ringkes.

Anyway, seperti yang aku tulis diatas, post ini collab sama sister-sister kece di Bandung Hijab Blogger. Jadi jangan lupa cek juga post mereka yaaa.

Stay geulis darling,
mmmuachh




31 Agustus 2019

Books : Summer Days & Summer Nights



Summer Days and Summer Nights, 12 love stories. 


Itu judul buku pertama yang aku review di channel Youtube aku : Letisia
Ke depannya tentu bakal ada review buku-buku lainnya.

Dari sekian banyak buku yang udah aku baca, buku ini yang dipilih untuk pertama masuk ke channel karena ini isinya ringan dan menyenangkan.
Berisi 12 kisah cinta yang ditulis oleh 12 penulis berbeda dimana semuanya terjadi di musim panas.

Baca buku ini bagi saya menghibur banget. Ceritanya berbeda-beda, ada hubungan antara sepasang manusia lawan jenis, ada sesama jenis, ada hubungan orangtua dan anak, dll.
Genrenya pun macam- macam, ada fantasy, thriller,dll.

Untuk review lebih detail bisa cek video dibawah yaaa.

Btw, kalau agak bingung kenapa di blog ini mendadak ada review buku, finance talk dan life talk, dan ke depannya ada movie review, bisa buka postingan saya yang ini. Disitu aku udah jelasin semuanya.

Mangga diklik video dibawah ini, and enjoy. Semoga reviewnya berfaedah yaaa.



29 Agustus 2019

Life : My Kind of Me-Time

Everyone needs their own personal time.

Seorang ibu yang sehari-harinya mencurahkan waktu buat mengurus anak, suami, rumah, dan pekerjaan profesionalnya sendiri (bisa jadi dia karyawan atau freelancer atau pengusaha kan?)..
Seorang ayah yang setiap hari full bekerja untuk mencari nafkah dan mungkin membantu istrinya mengurus rumah juga.
Sepasang suami - istri yang belum dikaruniai anak pun tetap butuh me-time loh, butuh personal space dari pasangannya masing-masing.
Daannn...jomblowan - jomblowati pun jangan dikira ngga buth personal space, me-time nya sendiri.

Pokoknya apapun status maritalnya... minumnya tetap teh pucuk.

Eh...yaa you know what I mean lah.





Namanya juga me-time, personal time dan personal space ya. Jadi setiap orang bisa berbeda-beda cara menikmatinya.
Ada yang butuh nongkrong bersama teman-temannya, ada juga yang beneran butuh sendirian.
Selama si orang tersebut merasa bahagia dan untuk sesaat merasa lepas dari beban, let it be their personal time.

Berhubung ini blog saya, jadi saya share Personal Time ala Tesya aja ya.
Ada beberapa hal atau cara yang saya nikmati untuk sesaat melupakan kewajiban. Siapa tahu beberapa poin sama dengan selera me-time ala kamu, jadi kapan-kapan kita bisa me-time ramean hehehe

Buat saya pribadi, liburan itu bukan me-time, bukan personal time karena biasanya liburan itu bersama suami atau teman atau keluarga dan berujung dengan kondisi : harus menyesuaikan atau bertoleransi dengan selera teman liburan kita.

Jadi "syarat" pertama saya utnuk menikmatinya me-time adalah : Being Alone.
Ada saatnya dimana saya benar-benar ngerasa pengen sendirian. Baik didalam rumah, ataupun di tempat publik. Jadi bener-bener males aja berinteraksi ama orang lain hehehe.
Bukan karena bete, ngambek, bad mood atau semacamnya ya Tapi karena yaaa saya lagi merasa ingin quality time sama diri sendiri. Namanya juga me-time yak.


Nah saat sendirian itu saya ngapain aja?
Well...tergantung mood, tergantung sikon.
Seringnya nih, yang SELALU ADA bersama saya kalau lagi me-time di rumah :
Teh / Kopi dan Buku.
Dirumah saya selalu sedia buanyaakk jenis teh dari berbagai lokasi. Biji kopi dan dan beberapa brewer pun selalu ada.

Kalau persediaan buku? wah itu mah..selalu ada buku yang menanti untuk dibaca di rak buku saya.
Sejak saya lancar membaca, saya menjadi jatuh cinta dengan membaca. Jatuh cinta dengan buku. Itu kata bunda saya.
Saya suka karya fiksi, karena mereka bisa membuat saya tenggelam di dunia yang berbeda dengan dunia nyata yang saya jalani.
Saya juga menyukai non-fiksi, karena saya merasa selalu ada ilmu baru untuk dikenal dan dipelajari.


Kalau me-time di luar rumah juga mirip-mirip aja sih.
Nonton sendirian, tapi kalau studionya kosong atau sepi ya saya ngga mau. Malah jadi takut.
Ngopi dsendirian di cafe sambil baca buku aja saya udah enjoy banget.

Biasanya saya menghindari bawa laptop kalau lagi mau me-time. karena momoent itu selalu saya pakai untuk detox gadget. Handphone set di airplane mode, buku pun selalu buku fisik karena sejauh ini saya belum merasakan nikmatnya membaca e-book.
Kalaupun lagi dapat inspirasi buat nulis fiksi karya saya, selalu saya tulis ala old school, ditulis tangan di buku. Nanti baru deh saya salin di laptop.

Saya ngga merasa nyalon, spa, facial itu sebagai me-time karena biasanya malah "terpaksa" ngobrol sama yang melayani saya. Sementara saya kalau lagi pengen sendirian ya bener-bener lagi males ngobrol. Semacam anti-sosial mungkin?

Tapi ngga setiap saat merasa begitu kok.

Well, itu cerita me-time ala Tesya.
Simple banget kan. Biasanya setelah itu saya merasa happy dan ringan lagi untuk kembali ke kewajiban atau rutinitas yang menanti saya.
Curhatan kali ini merupakan kolaborasi dengan teman-teman dari Bandung Hijab Blogger.

Btw, kalau me-time ala kamu gimana? cerita dong...


Post of The Month

Akhir Tahun 2022 : Sudah Punya Apa Saja?

Saat saya menulis ini, Tahun 2022 tersisa 19 hari lagi. Jujur, rasanya pedih ke hati. Juga takut. Pedih karena merasa ngga ada perkembangan ...

Yang Ini Juga Menarik...