18 Februari 2020

A Better Me






Siapa yang paling bisa menilai apakah kita udah jadi orang yang lebih baik atau justru lebih buruk?
Siapa yang paling tahu sebenarnya kita udah di jalur yang benar atau justru lagi belok ke tikungan yang salah?
If you ask me, then the answer is : Nobody.
Karena setiap manusia menilai dari sudut pandangnya masing-masing.

Take me, for example.
Buat orangtua saya, semakin saya tua ya semakin kalem diri ini, jadi rada lebih eling dikit lah hihi..
Beda di mata beberapa teman saya, bisa jadi mereka menganggap saya jadi "ngga asik" dan ngga sefleksible dulu. Karena beberapa hal yang saya rubah seiring dengan bertambahnya beberapa hal yang saya ketahui.
Tapi di mata teman lainnya mungkin saya justru udah jadi orang yang rada bener dan lurus.
Everyone judging by their own point of view.

Jadi, point of view siapa yang mau kita gunakan?
Saya sih milihnya : My own POV.
Kamu juga pasti gitu kan? iya kan? iya aja lah..ngakuu..

Setiap harinya saya coba untuk jadi lebih baik, lebih baik, lebih baik.
And I decided, tahun 2020 ini, makna a better me versi saya adalah : a happier me.

Terus biar happy, kudu piye?
Rencananya sih kudu gini nih :

1. Let it Go
Ada orang yang pas lagi ngobrol, suka kurang terfilter dan berujung bikin kita dongkol? let it go.
Ada teman atau saudara yang bercandaannya menyayat hati kita? let it go.
Ada teman yang datang pas butuh, ngilang pas ga butuh? let it go.
Perbuatan beberapa orang di sekeliling kok nyakitin kita ya? kurnag menghrgai kita ya? Let. It. Go.
Jangan terlalu banyak curhat saat kita disakiti. Jangan banyak drama.
Nikmatin sesaat lalu katakan : ah udahlah biarin aja.

2. Kurangi Kepemilikan
Ini agak berkaitan sama kebiasaan declutter saya. Dari kecil tuh bunda saya selalu membiasakan  untuk bongkar dan seleksi besar-besaran setiap 3 bulan sekali. Itu berarti dari jaman belum mengenal kata Decluttering. 
Sampai sekarang kebiasaan itu terus berjalan. Malah saya lakukan 1x/bulan. Rasanya ada yang mengganjal aja gitu kalau belum declutter. Rasanya mumet liat barang banyak atau numpuk.
I'm not a minimalist. No. Honestly, I love stuff. I love having stuff around me.
Tapi yaaa..yang berguna dan terpakai.

Kebiasaaan declutter bulanan ini membantu saya untuk mengurangi kepemilikan.
Somehow, berkurangnya barang yang dimiliki membuat hidup terasa lebih ringan.
Ngga perlu menjadi seorang minimalist. Ngga perlu ekstrim merubah semuanya, atau ekstrim mengurangi setengah dari barang- barang yang kita miliki. NO.
Mulai dari sedikit dulu. Duh kalau saya jelasin detail, butuh post tersendiri nih.
Intinya mah, dengan berkurangnya tumpukan barang, berkurang juga rasa mumet.
Berkurangnya rasa mumet = B. a. h. a. g. i. a.

3. Bergerak
Sejak dari baru bangun pagi, sampai menjelang tidur malam, saya selalu usahakan banyak bergerak, apapun kegiatannya.
Stretch ringan saat bangun pagi, ini membuat tubuh hangat dan saat mulai beraktivitas, kaki ngga "kaget".
Lagi banyak pekerjaan di depan laptop atau hp, sesekali berdiri jalan bolak balik didalam rumah dan diselingin stretching lagi, ini membuat peredaran darah lancar dan mengurangi resiko terkena penyakit-penyakit yang disebabkan terlalu lama dalam posisi yang sama.
Pokoknya walalupun dalam sehari tidak keluar rumah, bergerak itu terus-terusan.
Biarpun jarangg olahraga karena terhambat kesibukan harian, badan tetap lincah dan ngga kaku karena terbiasa bergerak.
Jadi walaupun gendut, tapi lincah hihihi

Ini diluar aktivitas olahraga yaa. Itu beda bahasan.
Kenapa kok ngga olahraga?
Oh aku olahraga kok, tapi sejujurnya ngga sesering yang seharusnya.
Targetnya sih 30 menit per hari, dilakukan setiap hari.
 Realitanya : 30 menit per hari, dilakukan 2-3x seminggu hihihihi

Jadi ceritanya saya sedang dalam proses mencoba menjadi istri yang ngga banyak keluar rumah kalau suami lagi ngga ada. Kebetulan suami saya bekerja di luar kota dan pulang hanya saat weekend. Jadi selama Senin-Jumat saya berusaha apa-apa di rumah saja.
Kecualiii untuk urusan pekerjaan yang memang ngga bisa saya lakukan dari rumah.
Untuk Blog dan Catering, saya bisa banget kerjakan dirumah semuanya.
Tapi untuk urusan Make Up dan Wedding Organizer saya, ngga bisa sepenuhnya dari rumah.

Ujung-ujungnya saya jadi  lebih suka melakukan HIIT dan weightlift aja karena bisa dilakukan di rumah.
Padahal dulu sejak SMA saya tuh penyuka lari. Tapi sejak lari menjadi olahraga dan hobi yang trending, saya malah jadi ilfeel. hehehe..aneh ya.

Nah selama dirumah, saya usahakan ngga nyangkut di sofa nonton netflix seharian.
Panjang amat ya buat ngejelasin bergerak aja..dasar bawel hahahahah


Yaudah deh sepertinya 3 itu dulu saja yang sedang saya gencar lakukan ke diri sendiri.
Bukan resolusi 2020 karena dilakukannya sejak kisaran akhir 2019 kemarin.
Tapi mudah-mudahan bisa tercapai a happier me di tahun 2020 ini.

Karena kalau kita udah bahagia di dalam, kita bisa menyebar dan membagikan kebahagiaan ke orang-orang di sekitar kita. Inshaa Allah.

Dongeng di blog hari ini adalah hasil kolaborasi bersama temen-temen cantik di Bandung Hijab Blogger
Cek blog post lainnya dari mereka yaaa...pasti inspiring!!.

Stay happy, darling.
Mmmuachh

Review Hotel : The Papandayan - Bandung



Buat warga Bandung, nama Papandayan Hotel mah udah sangat tidak asing ya.
Termasuk salah satu hotel lama yang legendaris.
Beberapa tahun yang lalu di hotel ini terjadi pergantian management dan dilakukan renovasi.
Jadi walaupun ini termasuk hotel oldies, tapi dalamnya masih seperti hotel baru dong.

Kali ini aku review kamarnya saja ya, ngga dengan kolam renang dan area lainnya.
Karena biasanya yang pertama dicek orang sebelum booking kan kamarnya dulu hehehe

Check video dibawah ini untuk nonton room tournya ya!
Semoga bermanfaat




Nah disini, aku mau cerita pengalaman aku menginap di The Papandayan
Type kamar yang aku dapat adalah Classic. Kalau tidak salah ini type yang paling murah.
Tapiiiiii
Percaya deh, kita ngga bakal ngerasa sedang menginap di kamar termurah.

Space Kamar.
Kalau cek di 

16 Februari 2020

Review Hotel : Serela Merdeka Hotel - Bandung


Masih suka kurang yakin ngga sih mau pesen hotel via aplikasi?
Karena kadang realita tak seindah foto di aplikasi.
Ada yang udah ngga update fotonya, jadi pas dateng malah kecewa karena ngga sesuai harapan.
Ada juga hotel yang memang sedikit "bekal" fotonya di aplikasi tersebut jadi kita masih belum terbayang ukuran kamar, kenyamanan dan lain-lainnya.

Lobby Serela Merdeka Hoitel



Saya sih seringnya begitu. Ngga percaya sama foto yang di aplikasi. Karena beberapa kali saya merasa kecele berat.
Ujung-ujungnya saya cari review yang lebih real dan menyeluruh, ya dari orang-orang yang pernah menginap disana tidak lama sebelum saya. Maksimal 6 bulan sebelumnya deh. Supaya lebih akurat aja.

So for giving back to society, saya juga ingin menyediakan review yang akurat dan apa adanya saat saya menginap disana. Jadi pengunjung lainnya sebelum booking bisa dapat review yang lebih terbaru, sehingga infonya akan terus terupdate.

Untuk review hotel, saya memilih dalam bentuk video supaya lebih jelas, menyeluruh dan real.
Ini bukan pertama kali menginap di hotel, tapi ini pertama kali saya berani bikin review kamar hotel.
Kenapa nunggu berani dulu?
Karena sadar diri sama equipment, mbaaa masss

Modalku hanya kamera mirrorless, belum punya stabilizer hihihi
Jadi takutnya yang nonton lieur liat gambar goyang-goyang.

Tapi ngga apa-apa lah yaa..Kalau ngga mulai dari sekarang, ngga mulai-mulai dong.

Manggaaaa silakan ditonton video review Hotel Serela Merdeka Bandung.
Tinggal klik :



Lupaaa ngga bikin thumbnail yang mengundang hihihi

Jangan lupa subscribe, like, comment yaaaa

Thank youuuu


PS : 
Sebenernya ada beberapa photo yang nunjukkin beberapa spot di hotelnya.
But somehow aku ngga nemu file-file nya dan hanya nemu phpoto area lobbynya aja. huhuhu...
So, here goes nothing :






Post of The Month

Akhir Tahun 2022 : Sudah Punya Apa Saja?

Saat saya menulis ini, Tahun 2022 tersisa 19 hari lagi. Jujur, rasanya pedih ke hati. Juga takut. Pedih karena merasa ngga ada perkembangan ...

Yang Ini Juga Menarik...